Senin, 07 Maret 2011

KOMPLEKSITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR

1.1 Masalah pada Kelas Konvensional
Dalam kelas-kelas konvensional, model perkuliahan merupakan model pelajaran yang paling sering digunakan. Seorang guru berdiri di depan kelas dan terus berbicara kepada siswanya sambil memegang buku teks di salah satu tangannya, dan kapur atau spidol di tangan lainnya. Ekspresi wajah guru biasanya tegas, sementara suaranya terdengar keras dan lantang. Siswa terus mendengarkan gurunya dengan diam. Sangat jarang ditemukan siswa yang bertanya atau mengungkapkan pendapat mereka selama kelas berlangsung. Banyak guru percaya bahwa kelas semacam ini, yaitu dimana siswa mengangkat tangan dengan cepat dan menjawab dengan benar tepat setelah guru melontarkan pertanyaan, serta siswa akan menjawab “Ya” secara serempak ketika guru bertanya “Apakah kalian mengerti?” merupakan contoh terbaik. Kelas semacam ini terlihat berjalan dengan lancar dan berdisiplin. Namun, siswa berada dalam ketegangan yang sangat hebat dan kebanyakan dari mereka tertinggal selama pelajaran, khususnya siswa yang lamban pemahamannya. Hanya siswa yang mampu paham dengan cepat saja yang dapat bertahan dalam kelas semacam ini.

Pada kelas sperti ini, fokus utama guru adalah bagaimana mentransfer berbagai macam informasi yang tercantum pada buku teks kepada siswa secara tepat dan efisien. Guru berkonsentrasi pada Rencana Pembelajaran (RPP) dan mencoba mengajarkan apa saja yang tercantum dalam Rencana Pembelajaran tersebut. Guru tidak pernah berpikir tentang minat atau perhatian siswa selama pelajaran berlangsung. Guru juga tidak pernah berpikir pada saat beliau mengajar tentang bagaimana informasi-informasi tersebut berkaitan dengan pengalaman sehari-hari siswa atau bagaimana informasi-informasi tersebut dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Tujuan akhir guru hanyalah untuk memberitahu siswanya tentang apa yang seharusnya beliau ajarkan dalam batasan waktu tertentu. Siswa hanya berkonsentrasi untuk menghapal apa yang guru mereka katakan. Karena itu, mereka mulai berpikir bahwa menghapal merupakan cara belajar terbaik dan merupakan hal yang diiginkan oleh guru mereka. Mereka mulai mencoba untuk menghapalkan apapun tanpa pemikiran atau pemahaman yang mendalam. Dalam situasi semacam ini, banyak siswa tidak dapat memahami tujuan dari belajar dan beberapa dari mereka mungkin mulai bertanya pada diri sendiri: “Mengapa kita harus duduk diam dan mendengarkan guru dalam kelas yang tidak menyenangkan setiap hari?” ”Mengapa kita harus mempelajari hal-hal yang membosankan setiap hari?” “Apa manfaat yang kita dapatkan setelah mempelajari hal-hal ini?” dsb. Sayang sekali, siswa tidak pernah diberikan kesempatan untuk mengalami pelajaran yang menyenangkan. Tingkat pemahaman mereka tidak pernah cukup mendalam, melainkan hanya pemahaman yang dangkal saja, karena mereka hanya menyentuh permukaan dari suatu topik saja.

Sumber : Depdiknas dan Depag RI-JICA. “Panduan Untuk Peningkatan Proses Belajar dan Mengajar.” Pelita SMP/MTs., Juli 2009:1.

Tugas Perencanaan Pembelajaran Fisika (2011)

Peserta Perkuliahan diharuskan:
1. Mengikuti Perkuliahan
2. Mendapatkan silabus dan RPP dari sekolah (SMP dan atau SMA)
3. Menganalisis Silabus dan RPP dari sekolah dengan mengacu pada bahan perkuliahan yang terdapat dalam arsip blog ini: a)Analisis silabus dan RPP Fisika, b) Lembar Penilaian RPP.
4. Membuat tugas mengenai komponen-komponen silabus dan RPP.

Rabu, 02 Maret 2011

Analisis Silabus dan RPP Fisika

ANALISIS SILABUS DAN RPP
MATA PELAJARAN FISIKA MA SESUAI PRINSIP KTSP
(Disampaikan pada Diklat Guru Bidang Studi Fisika MA Tk.Lanjutan)
0leh. Aswin H.Mondolang
Dosen Pendidikan Fisika FMIPA-UNIMA

PENGANTAR
Pembelajaran yang direncanakan dengan saksama oleh seorang guru sehingga dalam pembelajaran siswa terlibat aktif belajar dalam pembelajaran tentunya memerlukan langkah-langkah yang jelas, sistematis dan tepat. Perencanaan pembelajaran yang tidak sistematis dapat berakibat proses pembelajaran tidak mencapai sasaran yang tepat. Oleh sebab itu sangatlah penting bagi seorang guru dalam mempersiapkan pembelajarannya. Berikut ini akan disajikan kajian mengenai Analisis Silabus dan RPP Mata Pelajaran Fisika MA sesuai Prinsip-prinsip KTSP sebagai bahan ajar yang akan menjadi salah satu referensi peserta pelatihan.
TUJUAN
1.Peserta pelatihan memahami prinsip-prinsip dan langkah-langkah mengembangkan Silabus dan RPP mata pelajaran Fisika.
2.Peserta pelatihan memahami prinsip-prinsip menganalisis Silabus dan RPP mata pelajaran Fisika.
3.Peserta pelatihan terampil menganalisis Silabus dan RPP mata pelajaran Fisika.

MATERI POKOK
•Prinsip-prinsip dan langkah-langkah mengembangkan Silabus dan RPP mata pelajaran Fisika.
•Prinsip-prinsip menganalisis Silabus dan RPP mata pelajaran Fisika.
•Berlatih menganalisis Silabus dan RPP mata Pelajaran Fisika.

URAIAN MATERI
I.PENGEMBANGAN SILABUS SESUAI KTSP
A.Pengertian Silabus
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
B.Prinsip Pengembangan Silabus
1.Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2.Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
3.Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4.Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5.Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6.Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7.Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8.Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
C.Unit Waktu Silabus
1.Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus dilaksanakan bersama-sama oleh guru kelas/guru yang mengajarkan mata pelajaran yang sama pada tingkat satuan pendidikan untuk satu sekolah atau kelompok sekolah dengan tetap memperhatikan karakteristik masing-masing sekolah.
2.Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi.
D.Langkah-langkah Pengembangan Silabus
1.Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a.urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi;
b.keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c.keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
2.Mengidentifikasi Materi Pokok
Mengidentifikasi materi pokok yang menunjang pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
a.tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik
b.kebermanfaatan bagi peserta didik
c.struktur keilmuan
d.kedalaman dan keluasan materi
e.relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
f.alokasi waktu
3.Mengembangankan Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Rumusan pengalaman belajar juga mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik.
4.Merumuskan Indikator Keberhasilan Belajar
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan dan/atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
5.Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
6.Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar.
7.Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
E.Pengembangan Silabus Berkelanjutan
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru.
Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran),dan evaluasi rencana pembelajaran.
II.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A.Pengertian, Tujuan dan Fungsi RPP
RPP merupakan penjabaran lebih lanjut dari silabus dan merupakan komponen penting dari KTSP yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.
Tujuan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah untuk mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar serta dengan menyusun rencana pembelajaran secara sistematis maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis,dan memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana.
Fungsi rencana pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien.
B.Prinsip-prinsip mengembangkan RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran, dengan demikian RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Pengembangan RPP harus memperhatikan perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang disajikan bahan kajian. Dalam hal ini harus memperhatikan agar guru tidak hanya berperan sebagai transformator tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar serta mendorong peserta didik untuk belajar dengan menggunakan berbagai variasi media dan sumber belajar yang sesuai serta menunjang pembentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Terdapat beberapa prinsip dalam mengembangkan RPP dalam menyukseskan implementasi KTSP sebagai berikut:
1.Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas.
2.RPP harus sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
3.Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan.
4.RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh serta jelas pencapaiannya.
5.Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau dilaksanakan diluar kelas agar tidak mengganggu jam-jam pelajaran yang sesuai.
C.Komponen-komponen RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memiliki enam komponen yaitu : (1)I dentitas mata pelajaran, (2) standar kompetensi dan kompetensi dasar, (3) materi pembelajaran, (4) strategi atau skenario pembelajaran, (5) sarana dan sumber pembelajaran, dan (6) penilaian dan tindak lanjut, (Kunandar , 2007)
D.Langkah-langkah mengembangkan RPP
Ada empat langkah yang harus ditempuh guru dalam mengembangkan RPP,yaitu :
Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan mengelompokkan potensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Kompetensi yang dikembangkan harus mengandung muatan yang menjadi materi standar yang dapat diidentifikasi berdasarkan kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan dan filsafat.
Langkah kedua adalah mengembangkan materi standar. Materi standar merupakan isi kurikulum yang diberikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Secara umum materi standar mencakup tiga komponen utama yaitu ilmu pengetahuan, proses, dan nilai-nilai, yang dapat dirinci sesuai dengan kompetensi dasar serta visi dan misi sekolah.
Langkah ketiga dalam menyusun RPP adalah menentukan metode. Penentuan metode pembelajaran erat kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efisien dan efektif dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk membentuk kompetensi dasar.
Langkah keempat adalah merencanakan penilaian. Sejalan dengan KTSP yang berbasis kompetensi penilaian hendaknya dilakukan berdasarkan apa yang dilakukan oleh pesreta didik selama proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Guru sebagai pengembang RPP seharusnya melakukan penilaian terhadap efektivitas pelaksanaannya. Penilaian dapat dilakukan selama proses implementasi RPP maupun sesudahnya sehingga kegiatan yang terbaik bagi guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah adalah melakukan evaluasi kurikulum secara terus menerus, utuh, dan menyeluruh.
Karena Perencanaan merupakan suatu bentuk dari pengambilan keputusan (decision making) maka sehubungan dengan itu RPP yang dikembangkan oleh guru menurut Ornstein dalam Mulyasa (2007), akan dipengaruhi oleh dua area yaitu: (1) Pengetahuan guru terhadap bidang studi (subject matter knowledge), yang ditekankan pada organisasi dan penyajian materi, pengetahuan akan pemahaman peserta didik terhadap materi dan pengetahuan tentang bagaimana mengajarkan materi tersebut. (2) Pengetahuan guru terhadap sistem tindakan (action system knowledge), yang ditekankan pada aktivitas guru seperti mendiagnosis, mengelompokkan, mengatur dan mengevaluasi peserta didik serta mengimplementasikan aktivitas pembelajaran dan pengalaman belajar.
E.Membuat Perencanaan
Untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Yang harus dilakukan (pada intinya) adalah :
(1)mempelajari topic/materi yang akan diajarkan lalu tentukanlah target (tujuan) untuk pembelajaran tersebut. Tetapi jangan menetapkan terlalu banyak target/tujuan.
(2)pikirkan tentang skenario pembelajaran.
(3)Tentukan jenis materi dan perangkat pembelajaran yang akan Anda gunakan.
Saran untuk diperhatikan adalah Rencana Pembelajaran yang sederhana sudah cukup
Anda tidak perlu membuat rencana pembelajaran yang terlalu terperinci. Sebuah rencana pembelajaran (RPP) harus mengikuti format baku yang telah ditetapkan pemerintah. Anda harus memenuhi ketentuan ini.
Dua hal utama yang harus ada dalam suatu rencana pembelajaran adalah:
1 Tujuan. Anda harus memiliki tujuan jelas yang ingin dicapai dalam suatu pembelajaran. Apabila tujuan Anda sudah jelas, Anda tidak akan tersesat selama pembelajaran.
2 Reaksi siswa. Anda harus mampu menganitisipasi reaksi siswa atas materi atau pertanyaan yang Anda ajukan. Dengan melakukan antisipasi semacam ini di dalam pikiran, Anda akan dapat merespon reaksi siswa dengan jauh lebih baik.
F.Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP
1)Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
2)Mendorong partisipasi aktif peserta didik
3)Mengembangkan budaya membaca & menulis
4)Memberikan umpan balik & tindak lanjut
5)Keterkaitan & keterpaduan
6)Menerapkan TIK (Djaali, 2009)
G.Bagaimana Kita Menganalisa Sebuah RPP?
Point penting yang harus dianalisa adalah :
1)Apakah konsep pelajaran ini jelas,
2)Apakah tujuan pelajaran dengan jelas disebutkan dalam kalimat yang ringkas,
3)Apakah proses pembelajaran dan metodologi jelas,
4)Apakah sikap belajar siswa diperhatikan, dan
5)Apakah kesimpulannya jelas.
Beberapa pertanyaan berikut dapat menghantarkan Anda pada proses menganalisa RPP : □ Apakah tujuan pembelajaran telah disusun secara tepat? Apakah telah merefleksikan
konsep dan poin-poin penting dari pelajaran tersebut?
□ Apakah struktur pelajaran telah dipertimbangkan dengan baik sehingga siswa dapat
menghubungkan pengalaman baru mereka dari pelajaran tersebut dengan pengetahuan mereka sebelumnya dan pengalaman mereka di masa lalu?
□ Apakah isi dari pelajaran tersebut memiliki hubungan terhadap pengalaman siswa sehari-hari?
□ Apakah “Masalah” telah dikembangkan berdasarkan minat, perhatian dan keingintahuan siswa?
□ Apakah waktu yang disiapkan sudah cukup untuk membuat siswa berpikir, baik secara individu maupun secara berkelompok?
□ Apakah kegiatan belajar, di mana siswa betul-betul dapat melakukan sesuatu seperti
eksperimen, telah disertakan?
□ Apakah kegiatan kelompok (khusunya “Pembelajaran Kolaboratif”) telah dipertimbangkan?
□ Apakah guru telah menyiapkan kemungkinan reaksi-reaksi yang beragam dan pertanyaan yang tepat bagi siswa?
□ Dapatkah pendapat, pertanyaan, kesalahan-kesalahan dan semua penemuan siswa dipergunakan secara efektif sepanjang pelajaran berlangsung?
□ Apakah pelajaran tersebut memiliki alur yang baik?

PENUTUP
Guru yang baik adalah guru yang mampu mempersiapkan program pembelajaran dan sekaligus mampu melaksanakannya serta mampu menilai hasil kinerjanya sendiri. Guru yang baik sudah memikirkan apa yang akan ditulis atau digambar di papan tulis ketika menyusun rencana pembelajaran. Sebuah presentasi yang dilakukan secara sadar, jelas dan terorganisir akan memfasilitasi pemahaman siswa. Seorang guru yang baik bahkan sudah memikirkan dimana presentasi tersebut akan ditulis atau digambar di papan tulis.

Semoga bermanfaat

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas dan Depag Republik Indonesia, 2009. Buku Petunjuk Guru untuk Pembelajaran yang Lebih Baik, JICA-IDC Japan.
http//id.wikipediaorg/wiki/kurikulum tingkat satuan pendidikan.com.
Kunandar . 2007. Guru professional implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan(KTSP) dan sukses dalam sertifikasi guru. PT RajaGrafindo Persada : Jakarta.
Majid Abdul. 2007. Perncanaan Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya: Bandung
Mulyasa, Enco. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Remaja Rosdakarya : Bandung .
Muslich, Masnur. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Dasar Pemahaman dan Pengembangan). Bumi Aksara : Jakarta
--------------. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual). Bumi Aksara : Jakarta.

Lembar Penilaian RPP Fisika

LEMBAR PENILAIAN RPP Fisika

Petunjuk
Berilah skor pada butir-butir perencanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.
1 = sangat tidak baik
2 = tidak baik
3 = kurang baik
4 = baik
5 = sangat baik

1.Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar) 1 2 3 4 5

2.Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik) 1 2 3 4 5

3. Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu) 1 2 3 4 5

4.Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik) 1 2 3 4 5

5.Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran : awal, inti, dan penutup) 1 2 3 4 5

6.Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap) 1 2 3 4 5

7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4 5

8. Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran) 1 2 3 4 5